Resiko Perut Gendut alias Buncit



Ada apa gerangan dengan perut gendut atau perut buncit? Mengapa perut lama kelamaan bisa gendut? Bagaimana penanggulangannya? Simak tulisan berikut ini.


Coba Anda perhatikan gambar disamping, terlihat jelas bagaimana timbunan lemak yang berwarna kuning menempel diperut Anda, makin banyak lemak, makin besar perut buncit Anda. Perut buncit inilah yang biasa disebut Obesitas Sentral.

Obesitas Sentral sendiri sebenarnya dikategorikan sebagai penyakit yang memberikan banyak dampak negatif, baik bagi kesehatan fisik hingga psikologis Anda.

Sekarang coba perhatikan perut Anda di depan cermin. Apakah Anda merasa perut Anda buncit dan berlemak? Nah, ini saatnya Anda kenali bahaya perut buncit agar Anda bisa segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menhindari resiko dari gangguan kesehatan yang berbahaya.

Lemak dalam tubuh terbagi dalam dua jenis :
1. lemak subkutan, lapisan lemak yang terletak tepat di bawah kulit. 
2. lemak visceral yang juga disebut lemak intra abdominal, yang tertimbun di bawah otot dan mengelilingi organ vital, termasuk di dalam perut buncit Anda. Lemak ini akan dimetabolisme di hati yang kemudian akan diubah menjadi kolesterol darah, sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan Anda.


Penyebab Timbunan Lemak Visceral di Perut
Berikut ini beberapa faktor penyebab menumpuknya lemak di perut Anda:
1. Faktor genetik

Faktor keturunan dari orangtua memainkan peran dalam mengembangkan berlebih di perut. Genetik tertentu membuat lebih mudah menumpuk lemak di perut. Faktor ini umumnya sulit untuk dihilangkan, meski begitu beberapa hal diketahui bisa membantu mengurangi lemak yaitu melalui latihan aerobik dan olahraga pengencangan otot perut.

2. Kebiasaan konsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi

Perhatikan pola makan terutama jumlah makanan yang dapat menyebabkan kegemukan. Kurangi makan makanan berminyak, makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi, juga makanan yang mengandung banyak garam. Hindari makanan yang banyak mengandung garam dan makanan yang diproses dengan garam. Air tertarik terhadap natrium, sehingga ketika mengonsumsi makanan yang mengandung garam yang lebih tinggi, dapat menyebabkan retensi cairan. Hal tersebut dapat menyebabkan perasaan lesu, penampilan yang lebih gemuk, dan berat tambahan dari air. Hindari minuman banyak gula dan minuman berkarbonat. Kebiasaan minum alkohol juga menjadi penyebab perut gendut. Alkohol memiliki banyak kalori, namun tidak memberikan nutrisi sama sekali. Jadi ketika Anda meminum alkohol dalam jumlah besar, Anda secara tidak sadar mengundang lemak ke perut Anda. alkohol juga dapat meningkatkan nafsu makan.

3. Kebiasan telat makan
Hal ini akan membuat Anda akan merasa sangat lapar yang berakhir dengan makan berlebihan. Dan ketika Anda melakukannya, lemak dipastikan akan mengendap di bagian perut Anda. Makan dengan porsi dibagi setiap tiga sampai empat jam sekali akan membuat tetap kenyang tanpa menambah lemak tambahan pada perut Anda.

4. Kurang olahraga dan aktivitas fisik

Pola hidup yang tidak teratur dan kurangnya aktivitas tubuh dapat menyebabkan menumpuknya lemak dalam tubuh, terutama dibagian perut sehingga menyebabkan perut bertambah buncit.

5. Stres

Hal ini kemungkinan akibat efek dari hormon stres kortisol yang membuat terjadinya akumulasi lemak di sekitar organ perut. Hormon kortisol akan lebih banyak diproduksi pada saat badan kita kurang tidur.



Resiko Kesehatan akibat Perut Buncit
Lemak di bagian perut bukan saja menyimpan tenaga, tetapi merangsang pengeluaran sejenis hormon yang disebut cytokines yang menyumbang pada serangan penyakit kronis. Berikut beberapa penyakit yang bisa diakibatkan oleh obesitas sentral:

1. Kematian Dini
Menurut Centers for Disease Control (CDC), sekitar 300.000 kematian per tahun di Amerika diperkirakan terjadi berkaitan dengan obesitas. Orang yang mengalami obesitas memiliki 50-100% peningkatan risiko kematian dini dibandingkan dengan orang dengan berat badan yang sehat.

2. Penyakit Jantung
Risiko serangan jantung, gagal jantung, kematian mendadak, ataupun nyeri dada akibat penyakit jantung meningkat pada orang yang kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas. Obesitas juga dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, kadar trigliserida yang tinggi, dan penurunan kolesterol HDL (kolesterol baik).

3. Stroke
Aterosklerosis, atau penyempitan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan pembekuan darah, adalah kondisi yang mengawali banyak kasus stroke. Aterosklerosis dipicu oleh tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, dan kurang olahraga. Obesitas juga dikaitkan dengan diet atau pola makan yang tinggi lemak, meningkatnya tekanan darah, dan kurang olahraga. Jadi obesitas sekarang dianggap sebagai faktor risiko sekunder yang sangat penting untuk stroke.

4. Diabetes Tipe 2
Kenaikan berat badan sebesar 5 – 10 kg dari berat badan yang sehat akan meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 sebesar dua kali lipat daripada orang yang tidak mengalami kelebihan berat badan. Lebih dari 80 persen penderita diabetes diketahui mengalami kelebihan berat badan ataupun obesitas.

5. Kanker
Obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker endometrium (kanker lapisan rahim), usus besar, kandung empedu, prostat, ginjal, dan kanker payudara pasca-menopause. Wanita yang mengalami peningkatan berat badan lebih dari 10 kg dari usia 18 tahun sampai usia paruh baya meningkatkan risiko terhadap kanker payudara pasca-menopause sebesar dua kali lipat dibandingkan dengan wanita yang berat badannya tetap stabil.

6. Perlemakan Hati
Penyebab utama dari penyakit perlemakan hati non alkoholik adalah resistensi insulin, sebuah gangguan metabolisme di mana sel-sel menjadi tidak sensitif terhadap efek insulin. Salah satu faktor risiko yang paling umum untuk resistensi insulin adalah obesitas, terutama obesitas sentral. Studi menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara obesitas dan derajat kerusakan hati

7. Gangguan Pernafasan
Obstructive sleep apnea (yaitu terganggunya pernafasan saat tidur) lebih umum terjadi pada orang gemuk. Obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya asma dan bronkitis berat, serta besitas sindrom hipoventilasi dan insufisiensi pernapasan.

8. Arthritis
Gangguan muskuloskeletal, termasuk osteoarthritis, jauh lebih umum terjadi di antara pasien obesitas, terutama pasien yang didiagnosis dengan obesitas kronis. Studi kesehatan menunjukkan bahwa obesitas adalah prediktor kuat untuk gejala osteoartritis, terutama di lutut. Risiko osteoartritis meningkat setiap kenaikan 1 kg berat badan.

9. Dampak Sosial dan Psikologis Obesitas
Dampak emosional mungkin salah satu bagian yang paling menyakitkan dari menjadi orang obese. Masyarakat saat ini lebih menekankan penampilan fisik yang identik dengan kelangsingan, terutama bagi wanita. Ini akan membuat orang yang mengalami kelebihan berat badan merasa tidak menarik.


Pencegahan Perut Buncit
Setelah mengetahui bahaya kesehatan akibat timbunan lemak visceral di perut buncit, tentu Anda ingin mencegahnya sebelum terlambat. Untuk itu, jika saat ini Anda masih memiliki perut buncit, serta Anda yang tidak bermasalah dengan perut buncit dan ingin mencegahnya, mulailah langkah-langkah berikut ini secara teratur: 
1. Lakukan olahraga kardio 30-45 menit 4-5 kali dalam seminggu.
2. Pertimbangkan angkat beban. Aktif berlatih beban akan menambah massa otot Anda, di mana makin banyak otot berarti makin banyak lemak tubuh Anda yang terbakar, yang pada akhirnya mengurangi risiko lemak yang menumpuk di perut.
3. Atur pola makan Anda. Jangan mengkonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi untuk mencegah penimbunan lemak baru. Perbanyaklah makan sayur dan buah-buahan. 


Nah, jika Anda menginginkan perut sixpack, Anda harus menyingkirkan terlebih dahulu lemak-lemak yang tertimbun dalam perut Anda. Otot “sixpack” tidak akan terlihat selama lemak-lemak ini menutupi lapisan perut Anda. 

Lemak di perut memang sangat menganggu fisik maupun batin karena bukan hanya merusak penampilan Anda namun juga memicu banyak penyakit berbahaya. Oleh sebab itu, untuk meminimalisir adanya penumpukan lemak di perut, Anda dianjurkan untuk melakukan pencegahan dengan tips-tips diatas: berolahraga dan mengatur pola makan sehat harus menjadi prioritas Anda. Selain dari jenis makanan, penting juga untuk memperhatikan jenis minuman yang patut anda kurangi. Minuman yang mengandung banyak gula dan minuman berkarbonat tidak disarankan jika anda menginginkan bentuk perut yang langsing. Tubuh yang sehat merupakan kebanggaan dan kebahagian Anda yang sangat mahal harganya.


Untuk mengatur pola makan yang sehat, dapat kita cari sumber makanan yang mudah didapat di sekitar kita. Silakan baca di link berikut: http://hidupsehatalasigit.blogspot.com/2012/09/suplemen-alami-di-sekitar-kita.html

Untuk latihan mengecilkan perut silakan baca di link berikut :
http://hidupsehatalasigit.blogspot.com/2012/08/latihan-mengecilkan-perut-jadikan-six.html


Komentar